Bagaimana seekor oktopus mengubah warna kulitnya agar sama seperti warna di sekitarnya dalam sekejap mata? Di bawah layer teratas dari kulitnya, seekor oktopus mempunyai 3 layer (chromatophore layers) dengan ribuan kantung warna. Lapisan teratas dari chromatophore layer memiliki kantung hitam dan coklat, kantong di tengah memiliki warna merah dan orange, dan kantung ketiga memiliki warna kuning. Saraf-saraf dan otot-otot menyebabkan kantong-kantong warna mengembang dan menyusut. Ketika kantong mengembang, warna di layer tersebut lebih terlihat, dan ketika menyusut, warna lebih tidak terlihat. Tetapi sistem kamuflase oktopus lebih kompleks lagi. Di layer kelima, di bawah chromatophore layer, diisi dengan iridophore, yang adalah lapisan reflektor yang memberikan oktopus warna emas, perak, biru, dan hijau yang dapat terlihat berubah ketika dilihat dari sudut yang berbeda (iridescent gold, silver, blue, and green). Layer terbawah atau layer keenam mengandung leucophores, yang memantulkan balik warna dari lingkungan sekitarnya.
Kulit oktopus mengilhami para peneliti untuk mengembangkan bahan kamuflase canggih. Sampai saat ini, bahan kamuflase dapat secara otomatis berubah dari warna putih dan hitam dan membuat serangkaian warna abu-abu. Salah seorang ahli menyatakan, "... dengan melihat gerakan cumi-cumi dan oktopus, kamu akan menyadari bahwa kamu tidak mendekati level kecanggihan binatang-binatang ini." Ahli ini menyadari kesulitan pembuatan bahan kamuflase. Ketika manusia mencoba untuk meng-copy sesuatu yang telah dibuat tetapi tidak dapat menyamainya, kita harus mengagumi desain original seorang ahli, Tuhan itu sendiri.
Diambil dari renungan tanggal 14 Juni dari buku berjudul "Have You Considered? Evidence Beyond a Reasonable Doubt" karangan Julie Von Vett & Bruce A. Malone.
No comments:
Post a Comment